Seperti judul di atas, tulisan
ini gw buat bukan untuk menghakimi siapa pun, bukan pula karena merasa gw benar
dan mereka salah. Tulisan ini lahir sebagai akibat dari pertanyaan yg sering
muncul tapi belum pernah gw utarakan sama siapapun.
Maaf kalau gw harus menyebutkan
nama-nama artis dalam tulisan ini, mungkin pendapat gw salah, atau bahkan
justru cenderung ngawur. Gw tidak ada niat sedikit pun untuk menjatuhkan mereka
lewat tulisan ini.
Perasaan ini pertama kali muncul
saat gw denger bahwa Gleen Fredly menikah dengan Dewi Sandra (akhirnya pun
bercerai). Lalu perceraian Marcell Siahaan dengan Dewi Lestari (kemudian
menikah dengan pilihan lainnya). Rio Febrian yg juga menikahi pacarnya saat
itu. Dan yg baru saja terjadi, Franky Sihombing menyatakan akan menikah dengan
Feby Febiola. Termasuk Sammy Simorangkir yg sedang pacaran dengan mantan istri
Okan Cornelius. Entah sebuah kebetulan atau tidak, para cowo yg gw sebutkan
barusan adalah 5 dari 6 penyanyi pria favorit gw. Semoga Ello tidak melakukan
hal yg sama (gw pasti nangis bombay kalau sampai itu kejadian).
Mungkin untuk sebagian orang,
nama dan peristiwa yg gw sebutkan bukanlah hal yg penting untuk dibahas, tidak
berdampak, tidak bermakna, dan bahkan tidak layak untuk dipikirkan. Tapi buat
gw, itu...... entahlah. Saat peristiwa itu terjadi gw beneran sedih merasa
kecewa dan seakan gw yg telah mereka khianati.
Lebay??? Mungkin... Tapi itulah
bentuk cinta gw sama mereka. Penyanyi yg begitu gw suka, baik secara kualitas
vocal, maupun kepribadiannya. Mungkin memang seharusnya mereka cukup dinilai
dari karyanya, bukan kehidupan pribadinya. 3 hari yg lalu gw beli CD album
barunya Rio dan Marcell, rasa kecewa ini tidak mengurangi niat gw untuk tetap menghargai
karya mereka.
Gw tau kalau keputusan yg mereka ambil
atas kehidupan pribadi adalah hak mereka sepenuhnya. Pengemar seperti gw tidak
berhak untuk berkomentar. Tapi tetap saja, banyak pertanyaan yg datang dan gw
belum temukan jawabannya.
Apa sebenarnya definisi “cinta”
menurut mereka. Mengapa cinta mampu memaksa mereka untuk ambil keputusan yg
menurut gw salah ((maaf)) ? Kenapa mereka membuang CINTA yg sesungguhnya hanya
demi cinta yg sesaat? Apakah mereka bahagia menjalani pilihan itu?
Apa atau siapa yg patut
dipersalahkan? CINTA??? Tentu saja bukan dia, karena cinta tak pernah salah.
Cinta hanya lahir dari hati, tanpa tau kapan waktunya, dimana, dengan siapa,
dan apa situasinya. Tapi ketika cinta itu lahir, kita lah yg “membesarkan-nya”,
semua berdasarkan pilihan kita. Cinta tak seharusnya seegois itu, cinta
semestinya tak menyakiti Sang Pemberi Cinta, jika kita terlebih dahulu jatuh
cinta pada-NYA.
Inilah keresahan yg gw rasakan.
Kalau gw diposisi mereka dan merasakan cinta yg mereka punya, masihkah gw
berkata hal yg sama? Atau gw pun akan mabuk oleh cinta hingga tak peduli apa
kata dunia bahkan apa kata surga? Mampukah gw membunuh cinta yg baru lahir,
agar dia tak sempat tumbuh dengan cara yg salah?
Jika boleh meminta, semoga gw
tidak jatuh cinta pada cinta yg salah...